Rabu, 21 Januari 2015

Sejarah Arsitek Kenzo Tange

  KENZO TANGE
 
 Kenzo Tange lahir di kota kecil Imabari, Jepang Selatan, pada tanggal 4 September 1913. Pada tahun 1935 dia memulai belajar dalam bidang arsitektur di “Department of Architecture at The University of Tokyo”, yang diselesaikannya pada tahun 1938. Dia mulai dikenal masyarakat luas karena hasil studinya mendapat penghargaan dari “Tatsuno Prize”. Kemudian mendapat pengalaman profesional bekerja sama dengan seniornya, Kunio Mayekawa, yang juga lulusan Universitas Tokyo. Tange kembali menuntut ilmu di Universitas Tokyo untuk mendapatkan gelar Masternya, dan mengajar sebagai dosen arsitektur di universitas tersebut. Setelah Perang Dunia II, Tange memenangkan sayembara untuk mengabadikan momen pengeboman kota Hiroshima, “Hiroshima Piece Center”. Setelah memenangkan sayembara itu, Tange membuka kantor konsultan pribadinya. Pada tahun yang sama yaitu 1949, Tange menyelesaikan gelar profesornya di Universitas Tokyo. Setelah mempunyai gelar Profesor, ia menjadi pengajar di Universitas Tokyo pada tahun 1946 , disamping itu juga menjadi Profesor tamu pada Masschussets Institute of Technology (1959 – 1960), dan Harvard University (1972).
Kenzo Tange pernah bekerja pada Le Corbusier pada tahun 1935-an, masa di mana arsitektur International Style, kubisme, fungsionalisme, sedang berkembang dan nantinya berpengaruh terhadap rancangan-rancangan karya Tange. Tange dapat disejajarkan dengan para tokoh arsitektur modern awal generasi di atasnya seperti, Le Corbusier, Gropius, Wright, van der Rohe, dan lainnya pada masa abad 19.  Tange seangkatan dengan para arsitek Amerika yaitu P. Johnson, K. Roche, P. Rudolph, I. M. Pei, dan lainnya pada masa abad 20. Pada karya-karya awal yang dihasilkan Kenzo Tange yaitu menggabungkan modernisme dengan arsitektur tradisional Jepang. Di akhir tahun 1960-an, beliau menghilangkan regionalisme dan berubah ke International Style. Melalui ide-idenya yang universal tanpa menghilangkan kandungan arsitektur tradisional Jepang.
Penghargaan yang diterima Kenzo Tange:
  • Annual Prize of Architectural Institute of Japan 1954, 1955, 1958
  • Pan Pacific Citation from A. I. A. Hawaian Chapter, U. S. A. 1958Prix International d’Art et d’Architecture de I’Architecture d’Aujoud’hui, France 1959
  • Prizes from Building Society, Japan, 1960, 1965, 1966, 1969, 1970, 1979, 1984
  • Diploma of Merit from International Olimpic Committee,1964
  • Royal Gold Medal from Royal Institute of British Architects, England 1965
  • Asahi Prize from Azahi Newspaper, Japan 1965
  • Special Prize of Architectural Institute of Japan 1965, 1970.
  • President’s Medal from the Architectural League of New York, U. S. A. 1965
  • The Gold Medal 1966 from American Institute of Architects, U. S. A. 1966
  • Medaille d’Or from Societe d’Encouragement au Progres, France 1967
  • Order of the Yugoslav Star on Necklace, Yugoslavia 1968
  • The Medal of Honour from Danish Royal Academy of Fine Arts, Denmark 1968
  • Order of San Gregorio Magno from the Apostolic Nunziature, Vatican City 1970
  • Thomas Jefferson Memorial Foundation Medal in Architecture, U. S. A. 1970
  • Medaglia d’Oro del Presidente della Replubica Italiana, Italy 1970
  • Prime Minister’s Award from Nominated Competitions for “Japan in 21 Century”, Japan 1971
  • Grande Medaille d’Or d’Architecture de I’Academie d’Architecture, France 1973
  • SARP Medal from Stowarzyszenie Architektow Polskich, Poland 1973
  • Order Pour Le Merite fur Wissenschaften und Kunste, West Germany 1976
  • Commandeur dans I’Ordre National du Merite, France 1977
  • Mexian Order of the Aguila Azteca Grade, “Encomienda”, Mexico 1978
  • Commendatore nell’Ordine “Al Merito della Republica Italiana”, Italy 1979
  • Person of Merit in Japanese Cultural Achievment, Japan 1979
  • Order of Culture, Japan 1980
  • Commandeur dans I’Ordre des Arts et Lettres, France 1984
  • Grande Ufficiale nell’Ordine Al Merito della Republica Italiana, Italy 1984
  • Grand Prize, Architectural Institute of Japan 1986
  • The Pritzker Architecture Prize 1987
Kekhasan
Konsep Kenzo Tange dalam menghasilkan sebuah karya adalah merancang bangunan yang modern dengan tetap memiliki unsur tradisional jepang. Menurut Tange terdapat persamaan karakter antara arsitrektur modern dan arsitektur tradisional Jepang, yaitu kesederhanaan, standarisasi, keterbukaan, keruangan, dan kehampaan. Standarisasi dan kesederhanaan menjadi sesuatu yang formal, sedangkan keterbukaan dan kehampaan menjadi sesuatu kekurangan, misal suatu kekurangan menghadapi iklim dan cuaca. Kekhasan dari karya Tange adalah selain mengakar ke tradisi Jepang,juga mengakar ke Agama yang banyak dianut masyarakat Jepang yaitu Shinto dan Budha yang mengacu pada bangunan sederhana dengan gaya-gaya modern yang didominasi oleh para arsitek Eropa Barat sehingga menjadikan Kenzo Tange sangat populer di kalangan dunia arsitektur.
Prinsip arsitektur tradisional Jepang adalah kesederhanaan. Tange menerapkan dalam karyanya dengan cara menonjolkan elemen konstruksi yang sekaligus berfungsi estetik. Elemen beton dan kayu sebagai sistem struktur sama-sama diekspose . Kontras antara permukaan beton yang kasar dan permukaan balok vertikal yang halus, juga bidang halus putih dan kaca yang berwarna gelap menjadikan tampak yang mengesankan.
Dalam beberapa karya, misalnya Metropolitan Government Offices di Tokyo, Balai Kota Kurashiki di Okayama, Prefecture Office Kagawa di Takamatsu , dan Yamanashi Communication Center, balok dan kolom beton diekspos seperti dari kayu. Ujung balok induk dan balok anak yang menyangga pelat lantai koridor luar ditonjolkan seolah rusuk bawah atap yang berderet pada rumah tradisional Jepang. Permukaan kolom dan balok beton diselimuti dengan kayu bertekstur kasar, dan bidang pengisi antara balok-balok besar itu disusun kayu-kayu bertekstur halus dan merupakan bahan yang ringan.

Sejarah Arsitek Santiago Calatrva

Santiago Calatrava (Valencia , Spanyol 1951)
Gambar
 
Santiago Calatrava lahir di Valencia , Spanyol pada tahun 1951 . Dia lulus dari Institut Arsitektur di Valencia dan dari Federal Institute of Technology di Zurich . Calatrava membuka arsitektur dan kantor rekayasa sendiri di Zurich . Sebagian besar karya awalnya berada di Swiss dan Spanyol , di mana ia telah memamerkan desain dan memenangkan beberapa penghargaan .
      Sebagai arsitek dan insinyur , Calatrava sering menciptakan karya-karya inovatif yang bergantung pada pemahaman yang kuat dari kedua aspek kekreatifan dan struktural desain . Keterampilan -Nya sebagai seorang insinyur memungkinkan dia untuk membuat bentuk patung dan ruang yang tidak biasa.
Pada tahun 1979 ia memenangkan penghargaan  untuk menyalakan kembali kualitas struktur kerja Perret dan untuk kembali menekankan pentingnya struktur utama dalam mendefinisikan bentuk. Meskipun kehadiran berpengaruh dalam komunitas arsitektur Eropa , Calatrava jarang merancang bangunan-bangunan tertutup . Sebaliknya , sebagian besar ciptaan-Nya adalah struktur terbuka .
Karya Santiago Calatrava    :
Stasiun Kereta Api Stadelhofen , di Zurich , Swiss , 1983-1984


.Gambar
Alamillo Bridge dan La Cartuja Viaduct , di Seville , Spanyol , 1987-1992
Gambar
Campo Volantin Footbridge , di Bilbao , Spanyol , 1990-1998
Gambar
.
Airport Sondica , di Bilbao , Spanyol , 1990-1999
Gambar
Bridge Alameda, di Valencia , Spanyol , 1991-1995
Gambar
Kota Museum Sains, Kesenian dan Planetarium , di Valencia , Spanyol
Gambar
Stasiun Oriente , di Lisbon , Portugal , 1993-1998
Gambar
Milwaukee Art Muesum , di Milwaukee , Wisconsin
Gambar
Daftar Karya Bangunan dan Tahun Membangun   :
  1. Alameda Bridge dan stasiun metro, Valencia , Spanyol
  2. 1983-1984, Jakem Baja Gudang, Munchwilen, Swiss
  3. 1983-1985, Ernsting Gudang, Coesfeld, Jerman
  4. 1983-1988, Sekolah Tinggi Wohlen, Wohlen, Swiss
  5. 1983-1990, Stadelhofen Stasiun Kereta Api , Zürich , Swiss
  6. 1983-1989, Lucerne Stasiun Hall, Lucerne , Swiss
  7. 1984-1987, Bac de Roda Bridge, Barcelona , Spanyol
  8. 1984-1988, Barenmatte Community Center, Suhr, Swiss,
  9. 1986-1987, Tabourettli Theater, Basel , Swiss,
  10. 1987-1992, Allen Lambert Galleria (di Tempat Brookfield ), Toronto , Kanada,
  11. 1989-1994, Stasiun TGV , Lyon , Prancis
  12. 1992, Puente del Alamillo , Seville , Spanyol
  13. 1992, Puente de Lusitania, Mérida , Spanyol
  14. 1992, Menara Komunikasi Montjuic di Cincin Olimpiade, Barcelona , Spanyol
  15. 1992, Pameran Dunia , Kuwait Pavilion, Seville, Spanyol
  16. 1994, Mimico Creek Bridge, Humber Teluk Taman, Toronto, Ontario
  17. 1994, Oberbaumbrücke , Berlin, Jerman (1896) dibangun kembali dan dibuka pada tanggal 9 November
  18. 1994-1997, Campo Volantin jembatan , Bilbao, Spanyol
  19. 1995, Trinity Jembatan, jembatan di atas Sungai Irwell , Salford , Inggris
  20. 1996-2009, Ciutat de les Arts i les Ciències , Valencia , [Spanyol] Lihat di peta
  21. 1996, Centro Internacional de Ferias y Congresos de Tenerife , Santa Cruz de Tenerife ( Santa Cruz de Tenerife (provinsi) , Tenerife , Pulau Canary , Spanyol)
  22. 1998, Gare lakukan Oriente , Lisabon , Portugal
  23. 2000 terminal, Baru di Bandara Bilbao , Bilbao , Spanyol
  24. 2001, Museum Seni Milwaukee , Milwaukee , Wisconsin , AS
  25. 2001, Puente de la Mujer , di Puerto Madero barrio Buenos Aires , Argentina
  26. 2001, Bodegas Ysios, Laguardia , Spanyol
  27. 2002, Wave, di Dallas, Texas di Southern Methodist University Meadows Museum [3]
  28. 2003, James Joyce Jembatan , jembatan di atas Sungai Liffey , Dublin , Irlandia
  29. 2003, Auditorio de Tenerife , pertama melakukan arsitek seni fasilitas, Santa Cruz de Tenerife , Spanyol
  30. 2004, desain ulang Olimpiade Athena Sports Complex , Athena , Yunani
  31. 2004, Jembatan Sundial di Turtle Bay , Redding, California , Amerika Serikat
  32. 2004, Tiga jembatan (disebut Harpa, Cittern dan Lute) mencakup utama kanal dari Haarlemmermeer , Belanda
  33. 2004, University of Zurich , “Bibliothekseinbau” perpustakaan renovasi, Zürich , Swiss
  34. 2005, jembatan yang menghubungkan mal Ovnat perbelanjaan dan Rabin Medical Center ( Beilinson ) di Petah Tikva , Israel
  35. 2005, Turning Torso , Malmö , Swedia
  36. 2007, 3 Jembatan di Jalan Raya A1 dan TAV Kereta Api, Reggio Emilia , Italia
  37. 2008, Chords Jembatan di pintu masuk ke Yerusalem , Israel , sebuah jembatan light rail
  38. 2008, Ponte della Costituzione jembatan dari Piazzale Roma atas Grand Canal , Venice , Italia
  39. 2008-2009, Technion Obelisk , monumen di Technion kampus di Haifa , Israel
  40. 2009, Liège-Guillemins TGV Stasiun Kereta Api, Liège , Belgia
  41. 2009, Samuel Beckett Bridge , jembatan di atas Sungai Liffey , Dublin , Irlandia
  42. 2009, Caja Madrid Obelisk , Madrid , Spanyol
  43. 2011, Palacio de Congresos de Oviedo , Oviedo, Asturias , Spanyol,

Sejarah Ir. Soekarno Menjadi Arsitek

Ir. Soekarno sebagai arsitek atau Bung Karno adalah presiden pertama Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek alumni dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1926

Pengaruh Terhadap Karya Arsitektural Semasa Menjadi Presiden

Semasa menjabat sebagai presiden, ada beberapa karya arsitektur yang dipengaruhi atau dicetuskan oleh Soekarno. Juga perjalanan secara maraton dari bulan Mei sampai Juli pada tahun 1956 ke negara-negara Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman Barat, dan Swiss. Membuat cakrawala alam pikir Soekarno semakin kaya dalam menata Indonesia secara holistik dan menampilkannya sebagai negara yang baru merdeka. Soekarno membidik Jakarta sebagai wajah (muka) Indonesia terkait beberapa kegiatan berskala internasional yang diadakan di kota itu, namun juga merencanakan sebuah kota sejak awal yang diharapkan sebagai pusat pemerintahan di masa datang. Beberapa karya dipengaruhi oleh Soekarno atau atas perintah dan koordinasinya dengan beberapa arsitek seperti Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono, dibantu beberapa arsitek junior untuk visualisasi. Beberapa desain arsitektural juga dibuat melalui sayembara.
  • Masjid Istiqlal 1951
  • Monumen Nasional 1960
  • Gedung Conefo 
  • Gedung Sarinah 
  • Wisma Nusantara 
  • Hotel Indonesia 1962
  • Tugu Selamat Datang
  • Monumen Pembebasan Irian Barat
  • Patung Dirgantara
  • Tahun 1955 Ir. Soekarno menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan sebagai seorang arsitek, Soekarno tergerak memberikan sumbangan ide arsitektural kepada pemerintah Arab Saudi agar membuat bangunan untuk melakukan sa’i menjadi dua jalur dalam bangunan dua lantai. Pemerintah Arab Saudi akhirnya melakukan renovasi Masjidil Haram secara besar-besaran pada tahun 1966, termasuk pembuatan lantai bertingkat bagi umat yang melaksanakan sa’i menjadi dua jalur dan lantai bertingkat untuk melakukan tawaf [3]
  • Rancangan skema Tata Ruang Kota Palangkaraya yang diresmikan pada tahun 1957
Tugas drafter pada perusahaan kontraktor

Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing
gambar shop drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan bentuk detail sebagai acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan dilapangan sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.

Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan
seringkali apa yang sudah direncanakan oleh perencana tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dilapangan karena kondisi kenyatanya ternyata berbeda atau bisa jadi telah ada perubahan bentuk struktur pekerjaan sebelumnya yang menyebabkan pekerjaan selanjutnya harus berubah, disinilah tugas seorang drafter untuk membuat gambar kerja yang dapat dilaksanakan.
Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor
Gambar shop drawing yang sudah dibuat adakalanya kurang dipahami oleh pelaksana lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun ukuran bangunan sehingga diperlukan koordinasi yang baik dengan pihak lapangan agar struktur bangunan yang dibuat sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing
Gambar asbuilt drawing adalah gambar laporan hasil pelaksanaan yang sudah dibuat dilapangan untuk dijadikan pertanggung jawaban kepada pemilik proyek/owner, gambar asbuilt drawing dibuat setelah pekerjaan selesai dan tidak ada perubahan dilapangan.

Tugas drafter pada perusahaan konsultan
Bersama-sama arsitek membuat gambar pra rencana bangunan, gambar perencanaan bangunan, serta gambar for construction yang diserahkan kepada owner/pemilik proyek untuk dijadikan pedoman dalam menghitung rencana anggaran biaya bangunan serta pelaksanaan pembangunan.

Kemampuan yang sebaiknya di miliki drafter dalam melaksanakan pekerjaanya antara lain:
  • Dapat membuat gambar sketsa bangunan.
  • dapat membuat gambar Autocad, gambar 3 dimensi.
  • mengetahui ilmu teknik gambar bangunan.
  • mengetahui jenis-jenis material bangunan.
  • dapat mengoperasikan software arsitektur sebagai pendukung pekerjaan menggambar bangunan lainya seperti autocad, 3 dmax, potoshop,corel draw, microsoft word & Excel.

Cara Menghitung RAB

Rumus menghitung RAB secara mudah

RAB rumah = Luas rumah x harga per m2 bangunan

Contohnya begini: kita akan membangun rumah ukuran 6m x 6m, lalu kita cari informasi berapa harga per m2 bangunan pada daerah tersebut, misalnya kita dapatkan data harga rumah Rp.2.500.000,-/m2 maka total biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut sampai selesai adalah:
  • Luas bangunan = 6m2 x 6m2 = 36m2.
  • RAB rumah = 36m2 x Rp.2.500.000,- = Rp.90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah).
Mudah bukan? intinya kita membutuhkan dua data penting yaitu luas rumah dan harga per m2 bangunan. Cara ini tentu punya kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu mari kita coba ungkap disini.

Kelebihan
  1. Data yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, sehingga bisa lebih mudah dan cepat dalam menghitung.
  2. Dapat digunakan oleh masyarakat umum yang belum mengenal ilmu rencana anggaran biaya bangunan secara mendalam.
Kekurangan
  1. Tingkat ketelitianya masih jauh dibawah sistem analisa harga satuan pekerjaan.
  2. Tidak bisa dijadikan patokan untuk menghitung kebutuhan material dan tenaga bangunan.
  3. Tidak bisa dijadikan sebagai dasar perjanjian kontrak kerja proyek konstruksi.

Sejarah Arsitektur

Arsitektur 


seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

SEJARAH ARSITEKTUR
 
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.